Selasa, 19 Juni 2012

Sosiolinguistik


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Sosiolinguistik dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lain, seperti ekonomi, sosiologi atau dengan linguistik sendiri, merupakan ilmu ralatif baru. Sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguistik, karena itu sosiolinguistik mempunyai kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat dan linguistik adalah bahasa. Jadi, sosioinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi masyarakat ada beberapa batasan tentang sosiolinguistik, sesuai dengan urutan terbit dan acuan yan dipakai.
Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial prilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa. Sosiolingusitik adalah kajian atau pembahasan bahasa sehubungan dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakat tutur. Sebagai anggota masyarakat diterikt oleh nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa.
Adapun ruang lingkup sosiolinguistik meliputi tiga hal yaitu bahsa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat.cakupan sosiolinguistik akan semakin jelas apabila dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Misalnya, sosiologi, linguistic umum, dialektologi, retorika, psikologi sosial, antropologi, dan sosiologi mikro dan sosiologi makro.
  1. Masalah
Apa pengertian sosiolinguistik dan jelaskan tujuan serta ruanglingkup dari sosiolinguistik?
  1. Tujuan
Makalah ini bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami pengertian sosiolinguistik serta tujuan dan ruanglingkup sosiolinguistik.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antar disiplin antara sosio dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Untuk memahami apa sosiolinguistik itu perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang dimaksud dengan sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia didalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada didalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing didalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu didalam masyarakat.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan masyarakat manusia. Beberapa rumusan mengenai sosiolinguistik dari beberapa pakar sebagai berikut:
-                            Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978:94)
-                            Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik (Nababan 1984: 2)
-                            Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsure ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J. A. Fishman 1972:4)
-                            Sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya pada bagaimana bahasa berfungsi ditengah masyarakat. Mereka manyatakan pula bahwa sosiolinguistik berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi (Bram dan Dickey 1986:146)
Selain istilah sosiolonguistik ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Istilah sosiolingusitik karena penelitiannya dimasuki dari bidang linguistic, sedangkan istilah sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi (Nababan 1884:3, juga Bright 1992: vol 4:9). J. A . Fishman. Jadi, kajian sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal balik dengan bahasa atau dialek.
2.2    Ruang Lingkup Sosiolingusitik
Sosiolinguitik meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa dan masyarakat. Cakupan sosiolinguistik akan semakin jelas jika kita lihat paparan yang membandigkan sosiolinguistik dengan dengan bidang studi lain yang terkait sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.      Sosiolinguistik dengan Sosiologi
Sosiologi mempelajari anatara lain struktur sosial, organisasi kemasyarakatan, hubungan antar anggota masyarakat, tingkah laku masyarakat. Secara konkret, sosiologi mempelajari kelompok-kelompok dalam masyarakat. Di dalam masyarakat ada semacam lapisan, seperti lapisan penguasa dan lapisan rakyat jelata, atau kasta-kasta yang berjenjang juga dipelajari sosiologi. Sampai tahap tertentu sosiologi memang menyentuh bahasa. Objek utama sosiologi  bukan bahasa, melainkan masyarakat, dan dengan tujuan mendeskripsikan masyarakat dan tingkah laku. Dan objek utama sosiolinguistik adalah variasi bahasa, bukan masyarakat.
2.      sosiolinguistik dengan Linguistik Umum
Linguistik umum (general linguistics) seringkali disebut linguistik saja, mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis. Linguistik disini hanya berbicara tentang struktur bahasa, mencakup bidang struktur bunyi, struktur morfologi, struktur kalimat dan struktur wacana. Linguistik menitik beratkan pembicaraan pada bunyi-bunyi bahasa, karena atas dasar anggapan, bahasa itu berupa bunyi-bunyi yang berstruktur dan bersistem. Linguistik mempunyai pandangan monolitik terhadap bahasa. Artinya, bahasa dianggap satu sistem yang tunggal, 1. Linguistik melihat bahasa sebagai suatu sistem tertutup suatu sistem yang berdiri sendiri terlepas dari kaitannya dengan struktur masyarakat. 2. Sosiolinguistik melihat bahasa sebagai suatu sistem tetapi yang berkaitan dengan struktur masyarakat, bahasa dilihat sebagai sistem yang tidak terlepas dari ciri-ciri penutur dan dari nilai-nilai sosiobudaya yang dipatuhi oleh penutur itu, jadi bahasa dilihat sebagai sistem yang terbuka. Sosiolinguistik menitik beratkan fungsi bahasa dalam penggunaan, makna bahasa secara sosial.
3.      Sosiolinguistik dengan Dialektologi
Dialektologi adalah kajian tentang variasi bahasa. Dialektologi mempelajari berbagai dialek dalam suatu bahasa yang tersebar diberbagai wilayah. Tujuan untuk mencari hubungan kekeluargaan diantara berbagai dialek-dialek itu juga menentukan sejarah perubahan bunyi atau bentuk kata, berikut maknanya, dari masa ke masa dan dari saru tempat ke tempat lain. Titik berat kajian terletak pada kata. Setelah ditemukan sejumlah kata yang mempunyai berbagai bentuk atau lafal pada sejumlah dialek diberbagi tempat, dialektologi membuat semacam peta, yakni peta dialek. Peta itu tertera garis-garis yang menghubungkan tempat satu ketempat yang lain.
4.      Sosiolinguistik dengan Retorika
Retorika sebagai kajian tentang tutur terpilih. Salah satu cabangnya adalah kajian tentang gaya bahasa. Seseorang yang akan bertutur memepunyai kesempatan untuk menggunakan berbagai variasi dan untuk itu bahasa menyediakan bahan-bahannya. Retorika mempunyai kesejajaran dengan sosiolinguistik, yaitu variasi bahasa sebagai objek studi keduanya. Tetapi tidak seperti retorika. Sosiolonguistik tidak hanya memperhatikan bentuk-bentuk bahasa yang terpilih saja. Sosiolinguistik mempelajari semua variasi yang ada, kemudian dikaitkan dengan dasar atau faktor yang memunculkan variasi itu. Retorika cenderung kearah kajian tutur individu.
5.      Sosiolinguistik dengan Psikologi Sosial
Sosiologi sosial merupakan paduan antara kajian sosiologi dengan psikologi, tetapi merupakan bagian dari kajian psikologi. Psikologi mengurusi masalah mental individu, seperti inteligensi, minat, sikap, kepribadian, dan semacamnya. Sosiolinguistik berkaitan dengan bahasa masyarakat, hubungan antara sosiolinguistik dengan psikologi sosial tentu ada. Pendekatan psikologi sosial dipakai di dalam menganalisis.
6.      Sosiolinguistik dengan Antropologi
Antropologi adalah kajian tentang masyarakat dari sudut kebudayaan dalam arti luas. Kebudayaan dalam arti luas seperti kebiasaan, adat, hukum, nilai, lembaga sosial, religi, teknologi, bahasa. Bagi antropologi bahasa dianggap sebagai ciri penting bagi jati diri (identitas) bagi sekelompok orang berdasarkan etnik.
7.      Sosiolinguistik Makro dengan Sosiolinguistik Mikro
sosiolinguistik makro adalah ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan dengan masalah prilaku bahasa dan struktur sosial. Kajian intinya adalah komunikasi antar kelompok, barangkali didalam konteks satu kelompok masyarakat, misalnya tentang penggunaan bahasa ibu dengan bahasa local oleh kelompok-kelompok linguistic minoritas. Sedangkan sosiolinguistik mikro adalah ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan dengan kelompok kecil. Titik pusat pengkajian mikro sosiolinguistik adalah tingkah ujar (speech act) (Sharle,1965) yang terjadi didalam kelompok-kelompok primair menurut sosiolog, dan tingkah ujar itu dimodifikasi oleh variable-variabel seperti status keakraban (intimasi), pertalian keluarga, sikap dan tujuan antar tiap anggota kelompok. Kebanyakan variable linguistik digolongkan kedalam kelompok yang umunya disebut register (Crystal dan Davi, 1969) dan bukan dalam kelompok dialek, yaitu variable yang diakibatkan oleh penggunaan bahasa oleh individu dalam variable tertentuyang diamati,dan bukan pula variasi yang diakobatkan oleh karakteristik yang relative permenen pada diri si pemakai bahasa seperti umur, kelas sosioal, pendidikan dan seterusnya.
Kedua istilah ini, makro dan mikro mengaju pada luas dan sempit cakupan. Jika sosiolinhuistik membicarakan masalah-masalah “besar dan luas”, ia masuk sosiolinguistik makro. Sebaliknya, jika yang dibicarakan masalah-masalah “kecil dan sempit ” ia masuk sosiolinguistik mikro.
Sosiolinguistik mikro menurut Roger Bell (1976), lebih menekankan perhatian pada interaksi bahasa antar penutur didalam suatu kelompok guyuk tutur (intragrupinteraction), sedangkan sosiologi makro menitik beratkan perhatian kepada interaksi antar penutur dalam kontek antar kelompok (intragrupinteraction).
2.3    Tujuan Sosiolinguistik
Sosiolinguistik mempunyai tujuan yang sangat luas dan inter disipliner, yaitu memedukan struktur linguistik dan sosial dalam bentuk teori yang bisa menyatukan linguistik dengan ilmu-ilmu kemanusiaan melalui kajian tentang bentuk bahasa yang dipakai di dalam konteks kehidupan sosial.
Dari penjelasan diatas sudah sangat jelas bahwa sosiolinguistik berusaha untuk menyatukan antara linguistik dan sosiologi yang tujuannya adalah agar kita dapat menerapkan dan menggunakan bahasa sesuai dengan masyarakat tertentu dan prilaku bahasa.
Selain tujuan, sosiolinguistik juga mempunyai manfaat. Sosiolinguistik mempunyai manfaat yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa adalah alat komunikasi kita sehari-hari dalam berinteraksi dengan masyarakat di sekekililing kita.
Dalam praktek penggunaan sosiolinguistik mengajarkan kita bagaimana menggunakan bahasa. Ilmu ini menjelaskan bagaimana cara kita menggunakan bahasa dalam dimensi masyarakat atau segi sosial tertentu. Sebagaimana yang dirumuskan oleh Fishman (1967:15) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak, what language, to whom, when, to what and”. Dari rumusan ini kita dapat menjabarkan manfaat atau kegunaan dari sosiolinguistik.
Dalam berkomunikasi atau berinteraksi sehari-hari, sosiolinguistik memberikan sebuah pedoman dan cara kepada kita dalam menggunakan bahasa, baik itu berupa ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita terapkan apabila kita berbicara dengan orang tertentu

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dalam makalah ini, kami menyimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu antar disiplin antara sosio dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Untuk memahami apa sosiolinguistik itu perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang dimaksud dengan sosiologi dan linguistik. Sedangkan ruang lingkup sosiologi mencakup antara lain: sosiolinguistik dengan sosiologi, sosiolinguistik dengan linguistik umum, sosiolinguistik dengan dialektologi, sosiolinguistik dengan retorika, sosiolinguistik dengan psikologi sosial, sosiolinguistik dengan antropologi dan  sosiolinguistik makro dengan sosiolinguistik mikro.


Daftar Pustaka
Ohoiwutun Paul. 2007. Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaint Blanc
Sumarsono. 2009. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA
Agustina Leonie, Chaer Abdul. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar