Selasa, 19 Juni 2012

Bahasa dan Tutur


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu saran komunikasi dalam menyampaikan dan menerima pesan sesorang dalam kehidupan sehari hari.Informasi yang disampaikan sesorang bisa berupa ungkapan perasaan, emosi dan kebahagiaan. Ujaran merupak isi suatu pembicarann pesan yang akan diterima dan disampaikan oleh si pembicara dan lawan pembicara. Orang yang berbicara disebut penutur sedangkan orang yang diajar berbicara disebut mitra tutur. Tuturan adalah sesuatu yang dituturkan, diucapkan, atau ujaran.
Dalam berkomunikasi yang baik harus ada interaksi dua arah antara penutur dan mitra tutur, interaksi dua arah dalam berkomunikasi merupakan suatu respon yang ditunjukkan oleh si mitra tutur. Respon tersebut bisa berupa respon positif maupun respon negatif. Respon ujaran yang diberikan oleh mitra tutur merupakan dampak dari ujaran pesan yang disampaikan penutur.
1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan tutur ?
2.      Jelasakan apa yang dimaksud dengan tindak tutur ?
3.      Apa yang dimaksud dengan pragamtik ?
1.3 Tujuan Penulisan

Bahasa dan tutur dalam pragmatik mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.      Dengan mempelajari bahasa maka setiap tindak tuur seseorang akan menjadi terarah pada saat berkomunikasi.
2.      Ujaran atau tuturan yang diucapakan sesorang pada saat berkomunikasi merupakan cerminan kepribadian jati diri sesorang sehingga orang lain bisa mengevaluasi.
3.      Pentingnya mempelajari bahasa karena dengan bahasalah seseorang bisa mengetahui kepribadian seseorang, etika dan cara seseorang berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Bahasa dan  Tutur
            Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Memang manusia dapat juga menggunakan alat lain untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik diantara alat-alat komunikasi lainnya. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Maka, dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu situasi tutur. Tuturan adalah sesuatu yang dituturkan, diucapkan, atau ujaran.
2.2       Peristiwa Tutur
            Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, didalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Dell Hymes (1972), seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING.
Kedelapan komponen itu adalah:
S          ( = Setting and scene)
P          (= Participants)
E          (= Ends: purpose and goal)
A         (= Act sequences)
K         (= Key: tone or spirit of act)
I           (= Instrumentalities)
N         (= Norms of interaction and interpretation)
G         (= Genres)
            Setting and scene. Di sini setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.
            Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Peristiwa tutur yang terjadi diruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu kasus perkara namun para partisipan didalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Key, mengacu pada nada, cara dan semangat dimana suatu pesan disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya.
            Instumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam, atau register.
            Norm of interaction and interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya. Dari yang dikemukakan hymes itu dapat kita lihat betapa kompleksnya terjadinya peristiwa tutur yang kita lihat, atau kita alami sendiri dalam kehidupan kita sehari-hari.
2.3       Tindak Tutur
            Tindak tutur merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar, atau penulis, pembaca, serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak tuturdigunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Peristiwa tutur pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial seperti disebut diatas, maka tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu.
 Kalau dalam peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Sebelum membicarakan teori mengenai tindak tutur itu ada baiknya kita bicarakan dulu pembagian jenis kalimat yang dilakukan oleh para ahli tata bahasa tradisional. Menurut tata bahasa tradisional ada tiga jenis kalimat yaitu:
1.      Kalimat Deklaratif
2.      Kalimat Interogatif
3.      Kalimat Imperatif

Pembagian kalimat atas kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif adalah berdasarkan bentuk kalimat itu secara terlepas. Artinya kalimat dilihat atau dipandang sebagai satu bentuk keutuhan tertinggi. Austin (1962) membedakan kalimat deklaratif berdasarkan maknanya menjadi kalimat konstatif dan kalimat performatif. Yang dimaksud dengan kalimat konstatif adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan. Tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh austin (1962: 100-102) dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus yaitu:
1.      Tindak tutur Lokusi
Merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.
2.      Tindak Tutur Ilokusi
Merupakan tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan.
3.      Tindak Tutur Perlokusi
Merupakan tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu.

2.4       Tindak Tutur dan Pragmatik
            Tindak tutur sebenarnya merupakan salah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Fenomena lainnya didalam kajian pragmatik adalah deiksis, presuposisi, dan implikatur percakapan. Sebagai topik yang melingkupi deiksis, presuposisi, dan implikatur percakapan, pragmatik lazim diberi definisi sebagai “telaah mengenai hubungan diantara lambang dengan penafsiran” (Purwo 1990: 15). Yang dimaksud dengan lambang di sini adalah satuan ujaran, entah berupa satu kalimat atau lebih, yang “membawa” makna tertentu, yang di dalam pragmatik ditentukan atas hasil penafsiran si pendengar.
Yang dimaksud dengan deiksis adalah hubungan antara kata yang digunakan didalam tindak tutur dengan referen kata itu yang tidak tetap atau dapat berubah dan berpindah. Yang dimaksud dengan presuposisi dalam tindak tutur adalah makna atau informasi “tambahan” yang terdapat dalam ujaran yang digunakan secara tersirat. Yang dimaksud dengan implikatur percakapan adalah adanya keterkaitan antara ujaran-ujaran yang diucapkan antaa orang.

                                                                        BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pembahasan diatas dapat kami simpulkan jika Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Memang manusia dapat juga menggunakan alat lain untuk berkomunikasi, tetapi tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik diantara alat-alat komunikasi lainnya. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung.
            Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, didalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Tindak tutur merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar, atau penulis, pembaca, serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak tuturdigunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Peristiwa tutur pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujua
3.2 Saran
            Pembuatan  makalah saya ini masih terdapat banyak kekurangan, kesalahan dan bahkan belum begitu lengkap. Untuk itu, saya atas nama penulis sangat mengharapkan pembaca  untuk  tidak  hanya  terfokus  pada makalah saya ini saja. Pembaca hendaknya dapat  mencari  sumber  belajar  yang  lainnya  selain  dari  makalah  saya  ini. Terutama  yang  berhubungan  dengan  bahasa dan tutur, peristiwa tutur, tindak tutur, tindak tutur dan pragmatik.




DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul  dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta Rineka   Cipta.
Massofa. Pengertian Pengertian Tindak Tutur dan Pragmatik, (online),   (http://massofa.blogspot.com), diakses 19 Maret 2012.
                                                                                                                               

1 komentar:

  1. Makasih Mas bro info'y, ad tgas meresume, malas mengetik mending copas, hehe

    BalasHapus